BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 15 November 2011

Mendaur Ulang Sampah

Mendaur Ulang Sampah
4.2.1 Daur Ulang Sampah Organik
          Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh organisme pengurai. Yang termasuk sampah jenis ini adalah daun-daun kering, sisa sayuran, ranting pohon, dan bangkai makhluk hidup yang telah mati. Cara pengolahannya adalah sebagai berikut:
1.  Pakan hewan ternak
Hampir setiap sampah organik dapat digunakan sebagai bahan pakan hewan ternak. Caranya pun sangat mudah, kita hanya perlu mengumpulkan sampah sayuran yang berasal dari rumah tangga. Setelah terkumpul kita dapat langsung memberikannya kepada hewan ternak, hanya saja sebelum diberikan kepada hewan ternak biasanya ditambahkan dedak dahulu.

2.  Pembuatan kompos
Selain dapat digunakan sebagai pakan hewan ternak, sampah organik juga dapat diolah menjadi kompos yang dapat bermanfaat bagi kita terutama tumbuhan. Cara pembuatan kompos pun beraneka ragam, berikut beberapa contoh cara pembuatan kompos:
a.    Kompos tradisional
Kompos tradisional mengandalkan proses fermentasi alami, tanpa bantuan mikro­organisme buatan. Caranya cukup mudah, tetapi hasilnya tidak secepat kompos dengan bantuan mikroorganisme.
Bahan yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah sayuran hijau dan daun-daunan kering. Sayuran hijau mengandung Nitrogen (N), sedangkan daun-daunan kering yang berwarna cokelat mengandung karbon (C). Cara pembuatannya sebagai berikut.
a)       Siapkan drum atau tong. Lubangi bagian bawahnya, tujuannya untuk mengalirkan air yang timbul akibat proses fermentasi. Isilah bagian bawahnya dengan pasir tebal 10 cm.
b)       Potonglah sayuran dan daun kering. Tujuan pemotongan sayuran ini adalah untuk mempercepat proses fermentasi. Semakin kecil ukuran sayuran dan daun, semakin cepat pula proses fermentasinya.
c)       Masukkan potongan sayur hijau dan daun dengan perbandingan 1:1. Jika terdapat sayuran sisa santan atau minyak, cuci terlebih dahulu.
d)       Untuk menghilangkan bau, bisa ditambah serbuk gergaji atau tanah atau kapur (dolomite).
e)       Jika ada sampah baru, ulangi proses b-d, tidak perlu memasukkan pasir kembali. Jika sudah penuh, diamkan selama dua bulan. Kompos pun siap dipanen.
f)        Angin-anginkan selama satu minggu. Jika ingin kompos yang lebih halus, kompos dapat disaring dengan menggunakan saringan pasir. Sisa yang tidak tersaring bisa digunakan kembali, diproses pem­buatan kompos berikutnya.

b.    Kompos gantung
Sebenarnya prinsip dasar proses pembuatan kompos jenis ini hampir sama dengan pembuatan kompos lainnya. Hanya saja, di sini komposternya menggunakan gentong dan cara meletakkannya dengan cara digantung.
Kompos gantung dibuat untuk mengatasi minimnya tempat.Dengan digantung, tidak perlu lagi lahan untuk menaruh komposter.Di gang-gang, bahkan gentong dapat di­gantung di teritisan atap sehingga tidak memakan badan jalan.
Biasanya gentong keramik dipilih karena sangat kuat.Karena di­gantung, diusahakan tidak ada air hasil pengomposan (lindi).Bagian bawah gen­tong harus tertutup (tidak berlubang seperti pot).
 Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tali penggantung. Kompos gantung harus diaduk setiap 2 hari sekali. Karena gentong harus sering diturunkan, pilihlah tali yang kuat dan gantung dengan sistem tali-temali yang memungkinkan gentong diturun-naikkan.
                                                                                                                                    
c.    Kompos celup
Sama seperti teh, kompos pun bisa dicelup. Kompos celup adalah suatu metode aplikasi kompos pada tanaman agar lebih hemat. Hasilnya akan seperti saat kita menggunakan pupuk cair, tetapi dengan kandungan unsur hara yang ada pada kompos. Karena bentuk akhirnya cair, kompos cair lebih sesuai untuk menyegarkan kembali tanah yang sudah kering dan kehabisan unsur hara.
Dengan cara pencelupan ini, kompos dalam jumlah sedikit dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan lebih banyak tanaman. Kompos satu kilogram dapat dipakai untuk membuat sekitar 20 liter kompos celup.
Cara pembuatannya sebagai berikut.
a)       Siapkan tong yang diisi air sumur sebanyak 20 liter. Jangan menggunakan air PAM karena mengandung kaporit yang dapat membunuh bakteri yang menguntungkan dalam tanah.
b)       Pada sekitar 1/3 bagian atas tong, pasanglah saringan berupa baskom berlubang. Tempatkan kain halus yang biasa dipakai untuk lapisan dalam tas atau kain puring di atas saringan.
c)       Letakkan satu kilogram kompos di atas kasa tersebut. Celup-celupkan sebentar agar partikel kompos tercampur dalam air.
d)       Tambahkan gula pasir sebagai makanan bakteri. Tutup tong dan tunggu dua hari. Cairan dalam tong siap digunakan untuk menyirami tanaman.

d.    Kompos dengan mikroorganisme
Pembuatan kompos dengan bantuan mikroorganisme adalah cara yang paling populer dan paling diminati di kalangan para pembuat kompos. Caranya cukup mudah dan prosesnya lebih cepat daripada menggunakan cara tradisional.
Mikroorganisme yang digunakan adalah mikroorganisme aerob (membutuhkan udara).Berbagai jenis merek mikroorganisme dijual di pasaran. Yang paling populer adalah EM4, mikroorganisme berbentuk cairan yang bisa dibeli di toko-toko pertanian dengan harga sekitar Rp20.000,00 (per botol ukuran 1 liter, cukup untuk 1 ton sampah). Berikut ini bahan dan cara membuatnya.
Bahan:
a)      Sampah sayuran hijau dan sampah daun kering (masing-masing 2,5 kg atau perbandingan 1:1. Jika terdapat sayuran sisa santan atau minyak, dicuci terlebih dahulu.
b)      Dedak 0,25 kg. Fungsinya sebagai makanan bakteri sementara, sebelum bakteri mendapatkan makanan dari fermentasi sampah.
c)      EM4 sebanyak 2 sendok makan (sdm).
d)      Gula pasir 2 sdm. Di pabrik, bakteri pada cairan "ditidurkan" sementara, sehingga kita harus membangunkannya dengan menggunakan gula pasir.
e)      Air secukupnya. Jangan gunakan air PAM karena kandungan kaporit dalam air PAM bisa membunuh mikroorganisme.
Cara pembuatan:
a)      Larutkan gula dalam ember yang berisi 0,5 liter air. Masukkan EM4, diamkan minimal 1 jam.
b)      Potong-potong sayuran hijau dan daun kering. Campurkan dengan dedak. Untuk menghilangkan rasa bau, bisa ditambah dengan serbuk gergaji atau tanah atau kapur.
c)      Percikkan larutan gula plus EM4 ke dalam bahan yang kedua secara merata, hingga bahan terasa lembap. Jangan menyiramnya karena bisa membuat kompos terlalu basah. Masukan adonan ke dalam drum atau komposter lalu tutup
d)      Pertahankan suhu di dalam drum dengan cara mengaduk-aduknya secara rutin satu kali sehari. Proses pengadukan ini sangat diperlukan karena bakteri aerob membutuhkan udara untuk perkembangannya. Setelah 7-14 hari, kompos siap dipanen.

e. Komps cacing (vermikompos)
Banyak yang enggan menggunakan metode vermikompos ini karena merasa jijik dengan cacing.Padahal, metode ini sebenarnya lebih menguntungkan daripada metode lainnya.Waktu yang dibutuhkan pun lebih cepat karena ada dua pengurai yang digunakan, yakni bakteri dan cacing.Selain itu, nutrisi yang dihasilkan vermikompos lebih banyak dari kompos biasa.Enzim yang ada dalam cacing tanah membuat nutrisi larut dengan lebih baik dan gampang diserap akar tanaman.
Cacing yang digunakan adalah jenis Lumbricus rubellus (cacing tanah merah).Cacing ini dipilih sebagai alat pengomposan karena mampu hidup dalam populasi yang padat. Sebenarnya bisa saja menggunakan cacing jenis lain, misalnya Eisenia foetida, tetapi perawatannya lebih susah daripada Lumbricus rubellus.
Cara pembuatan:
a)      Siapkan rumah-rumahan misalnya kandang burung. Rumah-rumahan ini fungsinya untuk mencegah kompos terkena hujan dan cahaya matahari secara langsung, karena cacing takut cahaya matahari. Di samping itu, rumah-rumahan berfungsi melindungi cacing dari hewan pemangsa seperti burung.
b)      Siapkan wadah untuk kompos. Wadah bisa terbuat dari nampan plastik yang diberi lubang bagian bawahnya. Biasanya diperlukan 3-4 wadah.
c)      Siapkan media, bisa berupa pupuk kandang, sampah organik, atau kompos yang sudah jadi. Cacing dimasukkan ke dalam media tersebut. Dalam waktu satu bulan, cacing akan berlipat ganda.
d)      Cacing akan mencerna bahan kompos dan membentuk butiran-butiran kecil. Setelah kompos matang (ditandai dengan warna cokelat kehitaman), kompos dapat dipanen. Kompos dituangkan saja ke atas tanah yang beralas, membentuk gunung. Cacing akan kabur ke bagian bawah gundukan untuk mencari tempat gelap. Bagian atasnya bisa diambil dan bagian bawah yang berisi cacing bisa dipindahkan ke media baru.
e)      Vermikompos dikeringkan selama satu minggu dan diayak untuk menyaring telur cacing, cacing muda dan bahan organik lain yang belum terkompos. Telur dan cacing dimasukkan ke media baru. Kompos pun siap digunakan.
3. kerajinan dari Daun
Selain bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kompos, daun juga dapat dibuat menjadi kerajinan yang unik. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan dari daun ini, yaitu:
a)    Membuat gantungan kunci
Di sekitar kita banyak beragam jenis tanaman yang beraneka bentuk, warna, dan tekstur. Untuk membuat kerajinan dari daun, kita harus memilih daun yang benar-benar baik dan layak untuk digunakan sebagai bahan dasar kerajinan. Daun yang akan dibuat menjadi gantungan kunci dimasukkan ke dalam cetakan lalu diberi cairan resin. Tunggu sampai cairan resin mengering dan mengeras. Kemudian daun yang sudah dilapisi resin yang sudah mengering dilepas dari cetakannya, lalu diberi lubang sebagai tempat untuk menggantungkan gantungan.
b)    Kreasi kerajinan daun
Ambil daun yang tulang daunnya benar-benar layak digunakan sebagai bahan dasar kerajinan tangan. Rendam daun dengan larutan yang dapat membuat daun-daunnya terkelupas dari tulang daunnya. Larutan yang biasa digunakan adalah larutan bio atau larutan yang biasa digunakan untuk membersihkan kotoran pada septitank. Caranya adalah masak daun dengan citunzur hingga mendidih dan tampak kecoklatan. Setelah itu daun diambil dan dilarutkan dengan larutan bio sebentar. Saat melakukan perendaman, daun digosok-gosokan dengan tangan sehingga daunnya terkelupas dari tulang daunnya. Setelah daun terkelupas, kita tinggal membersihkannya dengan air dan menjemurnya. Siapkan tempat yang akan dilapisi oleh daun tersebut, misalnya tempat tisu polos. Tempelkan daun yang telah dijemur menggunakan lem. Tutupi keseluruhan tempat tisu dengan tulang daun. Kerajinan daun pada tempat tisu siap digunakan.
4.2.2 Daur Ulang Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang sulit untuk diurai oleh organisme pengurai, tetapi sampah jenis ini dapat diolah menjadi kerajinan tangan yang unik dan bernilai tinggi. Berikut adalah contoh sampah yang didaur ulang beserta cara mendaur ulangnya:
1.     Daur Ulang Kertas
Untuk membuat satu metrik ketas dibutuhkan sekitar tujuh belas pohon. Dapat dibayangkan berapa juta hektar pohon yang harus ditebang untuk memenuhi kebutuhan kita akan kertas. Oleh sebab itu daur ulang kertas sangat berguna untuk menjaga lingkungan dan pohon-pohon di dalamnya.
Alat dan bahan yang diperlukan:
1)    Kertas bekas
2)    Frame kayu seukuran kertas
3)    Blender
4)    Kawat kasa
5)    Plastik
6)    Buku berat
7)    Air
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
·         Siapkan kertas yang akan didaur ulang lalu potong kecil-kecil
·         Rendam potongan kertas tadi dalam wadah berisi air dalam 4-7 hari
·         Selama perendaman, air diganti sehari sekali agar rendaman kertas tidak bau
·         Setelah perendaman, rendaman kertas dan airnya diblender hingga menjadi bubur kertas
·         Siapkan frame kayu, tuangkan sekitar secukupnya ke dalam frame kayu. Simpan kawat kasa ke dalam frame kayu.
·         Tuangkan satu cangkir bubur kertas di atas kawat kasa. Ratakan dan tekan-tekan.
·         Dengan hati-hati, angkat kasa sehingga air berjatuhan dari kawat kasa.
·         Simpan kawat kasa dan bubur kertasnya di atas beberapa helai kertas koran agar dapat menyerap air yang tersisa pada bubur kertas.
·         Simpan satu helai plastik di atas bubur kertas. kemudian, simpan buku yang berat di atasnya agar dapat menekan sehingga air keluar dari bubur kertas.
·         Setelah 30 menit, pindahkan buku. Kemudian dengan hati-hati balikkan kertas koran, kasa, bubur kertas, dan plastiknya.
·         Angkat kawat kasa dan plastik. Biarkan bubur kertas berada di atas kertas koran selama 1 atau 2 hari sampai mengering. Angkat lapisan koran bila perlu.
·         Kertas siap dipakai, bila ingin dibuat kerajinan tangan dapat dibentuk sesuai keinginan sebagai pelapis luarnya. Contoh tempat tisu, wadah perhiasan dan lain-lain.

2.    Kerajinan dari plastik
Langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah memisahkan sampah kering dan sampah basah. Selanjutnya sampah kering seperti bungkus minuman ringan seperti kopi, susu dan mie instan dibersihkan. Setelah itu plastik-plastik yang telah dicuci dan dikeringkan kemudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan dibuat. Pola dibuat sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat. Setelah dipotong sesuai dengan pola, langkah selanjutnya adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Yang diperlukan adalah ketelatenan dari penjahit.

3.    Kerajinan dari kertas koran
Ada dua cara dalam membuat kerajinan jenis ini, yang pertama tekhnik anyam dan yang kedua tekhnik tempel.
a)    Tekhnik anyam
Siapkan kertas koran yang akan dibuat menjadi kerajinan, koran tersebut dilinting hingga menjadi lintingan koran yang panjang. Siapkan alas untuk kerajian tersebut. Misal membuat keranjang dengan diameter 40 cm, kita buat lingkaran dari duplek dengan diameter 40 cm dan di pinggir lingkaran diberi lubang yang banyak tidak terlalu rapat dan tidak terlalu renggang sebanyak bilangan ganjil. Siapkan kawat lalu lapisi dengan koran sehingga kawat tersebut menjadi lebih besar sebesar lubang yang disiapkan tadi. Masukkan kawat ke dalam lubang, kawat digunakan sebagai pondasi kerajinan. Anyam lintingan koran pada pondasi (kawat berlapis koran) kerajinan sampai mencapai tinggi yang kita inginkan. Untuk bagian atasnya, kita gunakan lem agar lintingan koran tidak mudah lepas. Jika telah selesai, keranjang dicat atau divernis agar tahan lama.
b)    Tekhnik tempel
Siapkan koran lalu dilinting hingga menjadi lintingan yang panjang. Siapkan barang yang akan ditempeli koran, misal keranjang yang telah jadi. Lintingan koran yang telah disiapkan ditempel pada keranjang tersebut menggunakan lem. Setelah semua permukaan keranjang tertutupi koran, keranjang dicat atau divernis agar kerajinan dapat tahan lama.

4.    Kerajinan dari botol kaca
Siapkan botol-botol kaca bekas minuman seperti botol sirup. Bersihkan botol tersebut dari noda atau sisa label merek botol minuman tersebut. Siapkan cat timbul sebagai bahan untuk menghias botol yang kita miliki. Hiaslah botol dengan cat timbul tersebut sesuai pola yang kita inginkan. Perlu ketelitian, kesabaran, dan keuletan dalam melakukan hal ini. Kerajinan dari botol kaca pun telah selesai.

0 komentar: